Kamis, 11 Agustus 2011

Indrasyarif: Klub LPI Statusnya Tak Jelas


Sekretaris tim Persija Jakarta, Ferry Indrasyarif, menegaskan rasa tidak setujunya akan wacana untuk menggabungkan klub-klub dari Indonesia Super League (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI) dalam satu format kompetisi.

Sesuai syarat yang diberikan AFC, PSSI meminta para klub yang ingin berkompetisi dalam ISL edisi berikutnya untuk memenuhi aspek legal, finansial, administrasi personel, supporting dan infrastruktur. Lalu, diharapkan seluruh klub yang ingin berpartisipasi telah menyerahkan dokumen yang menunjukkan kelengkapan syarat itu ke PSSI pada 22 Agustus, dan tiga hari setelahnya baru diumumkan klub mana saja yang lolos verifikasi.

Masalah muncul bila ada satu atau lebih klub asal LPI yang lolos verifikasi. Beberapa pihak merasa tak adil bila klub-klub LPI yang kebanyakan usianya baru seumur jagung langsung diperbolehkan untuk bersaing dalam kompetisi yang sama dengan klub-klub ISL. Hal itu karena, untuk bisa berkompetisi di ISL, para klub peserta harus bisa melewati jenjang panjang dari kompetisi liga amatir dan Divisi Utama terlebih dahulu.

Indrasyarif juga mengungkapkan rasa tak setujunya akan wacana tersebut. "Kalau saya jelas tidak setuju. Kenapa harus dibuat menjadi satu (antara klub ISL dan LPI)? Menurut saya, yang sudah ada saja dibuat lebih bagus. Kekurangan-kekurangan yang ada selama ini juga diperbaiki," ujar Indrasyarif saat diwawancara secara eksklusif oleh Kompas di Mess Persija, Ragunan.

"Kalau LPI itu kan klub baru. Jadi anggota PSSI saja belum. Apa mereka pernah mengajukan diri menjadi anggota, kan engga pernah, engga ada arsip dan berkasnya. Masa kita merger sama klub yang 'engga jelas' seperti itu? Jadi, jelas kalau saya sangat tidak setuju."

Menurut Indrasyarif, bila klub-klub LPI dibiarkan bergabung, suatu saat bisa saja terulang lagi hal yang sama dengan munculnya klub baru yang ingin menggabungkan diri secara instan dengan ISL. "Begini, kalau nanti ada klub baru lagi yang (mengaku) profesional, lalu bisa langsung jadi profesional beneran dong? Semua itu kan ada aturannya. Kita engga bisa langsung potong kompas begitu," ujar Indrasyarif kembali.

"Lalu, saya juga menolak kalau mereka (klub LPI) dibilang profesional. Profesional dari segi apanya? Bila dikatakan kita dananya dari APBD, mereka dananya juga dari Arifin (Panigoro, penggagas LPI). Kalau dibilang dana yang mereka dapatkan berupa pinjaman saja, apakah mereka bisa melunasinya? Harus ada keterbukaan dulu dari pihak LPI."

Agar klub-klub LPI dapat ikut berkompetisi di ISL, Indrasyarif berujar, "Pertama, mereka harus masuk dulu menjadi anggota dan ikut aturan mainnya. Kemudian, diverifikasi yang benar, apakah mereka benar-benar masuk dalam kategori profesional?"

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, menegaskan bahwa kompetisi ISL akan mulai bergulir pada 8 Oktober 2011, atau enam hari sebelum tenggat waktu yang diberikan oleh AFC. Bila sampai tanggal 14 Oktober kompetisi belum bergulir, Indonesia akan mendapat hukuman larangan dari AFC untuk mengirimkan wakilnya ke kompetisi Asia selama tiga musim berturut-turut.

sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar