Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Pramono Anung, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak perlu meninggalkan Stadion Gelora Bung Karno sebelum pertandingan antara tim nasional Indonesia melawan Bahrain selesai.
"Alangkah baiknya ditungguin untuk memberikan semangat. Kalau enggak, jangan datang sekalian," kata Pramono di Gedung DPR, Rabu (7/9/2011), ketika diminta tanggapan sikap Presiden semalam.
Pramono mengatakan, Presiden tidak perlu memberikan respons yang berlebihan terhadap sikap para penonton yang kecewa atas penampilan timnas. Kekecewaan suporter itu dilampiaskan dengan menyalakan petasan dan kembang api serta melempar botol minuman ke lapangan.
Meski dilarang FIFA, kata Pramono, menyalakan petasan di lapangan juga terjadi di negara-negara dengan tradisi sepak bola, seperti Argentina dan Brazil.
"Menurut saya, lebih baik Presiden tidak merespons apa yang menjadi kegeraman suporter kita atas kekalahan kemarin. Memang waktu gol kedua, kita yang nonton di televisi aja juga (bertanya) kenapa bisa gol," ucap dia.
Pramono menambahkan, aparat kepolisian tak perlu disalahkan terkait lolosnya petasan ke dalam stadion. Ia memaklumi hal itu karena tidak mungkin petugas memeriksa satu per satu barang bawaan puluhan ribu penonton sebelum masuk ke stadion.
"Toh kita sekarang ini, dalam era demokratisasi, memberikan juga kepercayaan kepada penonton mengekspresikan dirinya," pungkas Pramono.
Dalam duel Indonesia versus Bahrain, Selasa (6/7/2011) malam, Presiden Yudhoyono berserta rombongan meninggalkan stadion ketika pertandingan dihentikan oleh wasit Lee Min-hu pada menit ke-75. Menurut Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Presiden pulang karena kecewa terhadap ulah penonton yang menyalakan petasan.
sumber: kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar