Sabtu, 16 April 2011

Efek KTT ASEAN, Persija Pindah ke Solo




JAKARTA – Persija Jakarta kembali terusir dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Klub berjuluk Macan Kemayoran pun menunjuk Stadion Manahan di Solo sebagai markas sementara mereka.

Klub Ibu Kota ini gagal menggelar dua partai home di Jakarta. Sebab, mereka harus berbagai space dengan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2011 yang berlangsung 1-10 Mei mendatang.

Bambang ’Bepe’ Pamungkas dkk seharusnya menjamu Persisam Putra Samarinda di SUGBK pada Sabtu (23/4). Venue sama juga digunakan untuk menjamu Bontang FC pada empat hari berikutnya.

Namun, skenario tersebut berubah lantaran pengelola SUGBK tidak memberikan izin penggunaan stadion. Sekretaris Tim Persija Ferry Indra Syarief mengatakan, Solo sebagai venue dua laga kandang tersebut.

”Dua home Persija berikutnya akan digelar di Solo. Kami sudah dapatkan pemberitahuan resmi dari pengelola SUGBK, hal ini terkait penyelenggaraan KTT ASEAN. Agenda tersebut baru digelar awal Mei, tapi sterilisasi kawasan Senayan sudah dilakukan dua pekan sebelumnya,” ungkap Ferry.

Tidak mendapatkan izin laga di Jakarta sudah sering diterima Persija. Mereka menjalani home perdana Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 di Stadion Gelora Jatidiri, Semarang. Meski bermain di luar Jakarta, Bambang Pamungkas dkk menang 2-0 atas Persela Lamongan pada 16 Oktober silam.

Laga tersebut juga ditonton sekitar 5 ribu Jakmania, pendukung setia Persija. Ancaman pembekuan status arena untuk Macan Kemayoran sebelumnya sempat dilontarkan pengelola SUGBK. Alasannya, sikap anarkis pendukung Persija pada dua partai kandang terakhir.

”Kami secara lisan sudah mendapatkan izin dari Liga (PT Liga Indonesia). Saat ini, panpel (panitia pelaksana) Persija juga sedang mengecek kesiapan panpel Solo untuk penyelenggaraan dua laga tersebut. Kami sebenarnya ingin bermain di Cilegon, tapi tidak ada penerangan stadion,” tutur mantan ketua Jakmania ini.

Gagal mendapatkan izin di SUGBK, Persija sebenarnya mendapatkan penawaran merumput di Stadion Soemantri Brodjonegoro. Namun, dua home tersebut harus digelar tanpa penonton. Stadion yang ada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, musim lalu menjadi homeground Persitara Jakarta Utara sebelum akhirnya terdegradasi.

”Kami tidak bisa menggelar home tanpa penonton, makanya tidak bisa memakai Stadion Soemantri. Selain Solo, kami sudah menyiapkan stadion lainnya. Semarang dan Jepara menjadi alternatifnya,” lanjut Ferry.

Pada awal LSI 2010/2011, Liga sebenarnya sudah menyiapkan tiga buffer stadium. Arena itu adalah Stadion Jatidiri (Semarang), Manahan, dan Kanjuruhan (Malang). Kebijakan itu untuk menyikapi potensi ancaman kegagalan klub mendapatkan izin pertandingan.

Manajer Kompetisi PT Liga Indonesia Darwis Satmoko mengatakan, Persija menggelar dua home berikutnya di luar Jakarta. ”Persija bisa bermain di Solo. Mereka tidak mendapatkan izin bermain di SUGBK, alasannya murni penyelenggaraan KTT ASEAN. Liga sudah berbicara dengan panpel Solo dan Semarang sekaligus,” tandasnya. (msy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar