Bola.net - Ketua Komite Agum Gumelar menyatakan Kongres PSSI yang dijadwalkan digelar sebelum 30 Juni merupakan pertaruhan terakhir bagi Indonesia terbebas sanksi suspend dari FIFA.
Dengan kondisi itu, Komite Normalisasi meminta semua pihak mulai dari masyarakat Indonesia, pemilik suara PSSI maupun pemerintah mendukung penuh agar pelaksanaan Kongres PSSI berjalan lancar.
"Kongres nanti harus sukses. Yang jelas mulai Senin (6/6) Komite Normalisasi akan bekerja keras untuk mempersiapkan kongres nanti," kata Agum Gumelar di Kantor PSSI Jakarta setibanya dari Zurich Swiss.
Menurut dia, pada rapat perdana Komite Normalisasi, Senin (6/6), akan dibahas beberapa hal penting salah satunya adalah penetapan tanggal dilaksanakannya Kongres PSSI.
Pada kongres nanti, kata dia, hanya ada satu agenda yang dibahas yaitu pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 sama dengan kongres sebelumnya yang berakhir "deadlock".
"Tidak ada agenda lain selain pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI," katanya dengan tegas.
Mantan Menteri Perhubungan itu menjelaskan, guna memperlancar jalannya kongres, Komite Normalisasi sebelumnya akan melakukan safari kepada pemilik suara maupun ke pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro.
"Safari ini kami lakukan untuk menyatukan pikiran. Kami ingin kongres nanti berjalan lancar dan menghasilkan keputusan sesuai dengan tujuan awal," kata mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003.
Meski kongres ulang dilakukan, kata dia, tidak akan ada proses pencalonan lagi. Komite Normalisasi akan tetap menggunakan data lama termasuk calon-calon baik ketua umum, wakil ketua umum maupun anggota Komite Eksekutif PSSI.
"Kandidat yang ada secara otomatis akan dipilih pada kongres luar biasa nanti. Yang jelas untuk kandidat tetap data yang lama," katanya menegaskan.
Dengan menggunakan data lama maka bisa dipastikan pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro yang didukung pemilik suara yang dikenal Kelompok 78 tidak bisa mengikuti kongres karena telah dilarang oleh FIFA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar