Jumat, 22 Juli 2011

Komite Dapat Perlawanan

Suasana jelang Rapat Umum Anggota (RUA) Persija Jakarta kian memanas. Sebanyak 16 klub internal Persija plus CEO Jakarta FC Hadi Basalamah mengadu ke PSSI atas keputusan Komite Pemilihan ketua umum Persija yang telah merugikan mereka.

“Persyaratan yang aneh dan dibuat- buat. Kami sudah menemui PSSI agar segera menormalisasikan Komite Pemilihan Persija. Sangat tidak sesuai dengan AD/ART PSSI bahkan FIFA,” kata Bambang Sutjipto, pemilik klub Gumarang FC, kepada INDOPOS kemarin.

Bambang mengatakan, keputusan KP sudah menyalahi aturan. Sebab itu, pihaknya berharap rencana RUA Persija segera ditinjau ulang. Selain waktu persiapan pencalonan yang sangat mepet, hanya dua minggu jelang rapat umum, juga soal keharusan menyetor deposit sebesar Rp 500 juta.

“Itu sudah sangat salah. Secara aturan seharusnya satu bulan penuh sebelum rapat umum. Soal deposit, itu sangat gila,” ujar Bambang. Bambang datang ke PSSI bersama utusan 16 klub internal Persija. Tapi, dari 16 klub itu hanya 4 klub yang memiliki suara sah PSSI.

“Sisanya adalah klub-klub internal yang dicoret sepihak oleh kepengurusan Toni Tobias,” ujarnya. Kelompok yang mengajukan keberatan ini diterima anggota Exco (Komite Eksekutif) PSSI Toni Aprilliani. Exco berjanji Senin (25/7) nanti secara khusus akan membahas permasalahan Persija. Selain kelompok Bambang, CEO Jakarta FC Hadi Basalamah juga mengadu ke PSSI.

Hadi terjegal dengan peraturan KP yang melarang pengurus klub profesional, baik dari Indonesia Super League (ISL) maupun Liga Primer Indonesia (LPI), untuk maju menjadi calon ketum. “Seharusnya ketua umum yang sah adalah saya, hasil dari Rapat Luar Biasa (RLB) Persija tahun lalu. Sebab itu, kami meminta PSSI untuk segera membentuk tim normalisasi agar permasalahan Persija ini bisa segera selesai,” jelas Hadi yang juga salah satu petinggi Medco, perusahaan Arifin Panigoro itu.

Sekretaris Komite Pemilihan Persija Budiman Dalimunthe menyatakan, pihaknya tetap akan jalan terus dan tidak menggubris terhadap suara-suara miring tersebut. Dia mengatakan hanya menjalankan amanah dari pemilik suara sah dan keputusan yang dibuat sesuai dengan ADRT Persija Jakarta. “Kami berpegang dengan ADRT Persija. Selain itu kami akan tetap menjalankan tugas kami untuk terus mensukseskan RUA Persija ini dengan memilih ketua umum yang baru. Masalah waktu pelaksanaan, semua juga atas persetujuan anggota internal Persija,” tegasnya.

sumber: indopos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar