Jumat, 22 Juli 2011

Pembuktian Merah Putih


Tim nasional (timnas) Indonesia menghadapi banyak permasalahan jelang leg pertama Kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 kontra Turkmenistan. Namun, Merah Putih tetap optimistis mendapatkan hasil positif di Stadion Olympic Ashgabat, Turkmenistan, nanti malam.

Kendala terbesar Bambang ‘Bepe’ Pamungkas dkk adalah minimnya persiapan, yakni hanya melakukan pemusatan latihan selama lima hari. Kesulitan semakin rumit karena masa transisi pelatih baru. Itu menjadi bumbu tak sedap persiapan Indonesia kontra The Green Man, julukan Turkmenistan.

Tak hanya itu, masalah teknis seperti tak turunnya visa membuat Toni Sucipto dan Wahyu Wiji Astanto batal terbang ke Ashgabat. Tentu saja hal tersebut membuat kekuatan timnas menjadi sedikit berkurang. Namun, dari semua permasalahan yang ada, inilah saatnya bagi Bepe dkk memberi bukti.

Bahkan,di tengah keraguan semua pihak jika timnas akan memetik hasil positif, Bepe dkk harus membayarnya dengan kemenangan di Turkmenistan. “Memang, persiapan kami sangat mepet. Ini menjadi persiapan yang tidak ideal buat pemain. Tapi, apa pun kondisinya, kami harus siap dan harus bermain maksimal,” tandas gelandang timnas Indonesia Ahmad Bustomi.

Apa yang diutarakan gelandang Arema FC ini juga diamini top skor Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 Boaz Salossa. Bochi, sapaan Boaz, dapat bekerja sama dengan tim, meski menjadi pemain terakhir hadir di pemusatan latihan timnas.

“Saya tetap yakin bisa bekerja sama dengan tim walau hanya dua hari ikut berlatih. Mau dipasang dengan Bepe atau Cristian Gonzales, saya tidak ada masalah. Karena, kami sudah saling mengenal saat berkompetisi di tingkat klub,” tutur bomber sekaligus kapten Persipura Jayapura ini.

Seperti yang pernah dipaparkan tim kepelatihan timnas Indonesia di bawah asuhan Wim Rijsbergen, pola permainan menyerang dengan kombinasi bertahan akan diterapkan Merah Putih. Pola 4-3-3 yang dipadu dengan 4-2-3-1 kemungkinan akan jadi strategi Indonesia untuk meredam para pemain The Green Man.

“Kami akan selalu optimistis dengan hasil yang didapatkan nanti. Tapi, kami juga harus realistis dalam mencanangkan target. Saya rasa hasil imbang sudah cukup baik,” ujar Wim. Pelatih Persipura Jacksen F Tiago memberi masukan bahwa anak asuhnya, Boaz, dapat ditempatkan sebagai pemain sayap.

Determinasi Bochi di sektor itu sangat diperlukan untuk membongkar pertahanan The Green Man. “Kalau melihat perkembangan timnas selama masa persiapan, tampaknya Boaz akan bermain dari sayap sehingga Gonzales kemungkinan besar akan menjadi striker tunggal, ”ungkap Jacksen, saat dihubungi, kemarin.

Tiga musim menukangi Boaz, pelatih berkebangsaan Brasil itu hafal betul cara memaksimalkan sang bintang. Racikan Jacksen terhadap Boaz pun seolah terlihat saat pemain bernama lengkap Boaz Theofilius Erwin Salossa ini berhasil menyabet dua gelar bergengsi sekaligus.

Adik kandung Ortisan Salossa ini mencatatkan namanya sebagai top skor dan pemain terbaik ISL 2010/2011. “Di mata saya, dia adalah pemain yang paling tepat untuk menjalankan fungsi tersebut. Selain kuat dalam duel bola atas, dia juga bagus dalam melindungi bola,” tutur mantan pelatih dan pemain Persebaya Surabaya tersebut.

Sementara itu, kabar dari Ashgabat, kondisi cuaca yang panas jadi salah satu kendala timnas. Walau akan menjalani pertandingan jam 6 sore waktu Turkmenistan (pukul 20.00 WIB), suhu 40 sampai 48 derajat Celsius akan dialami pemain timnas. Untuk mengatasi itu, Asisten Pelatih Timnas Widodo C Putro berpendapat tentang apa yang harus dilakoni Bepe dkk.

Pelatih yang sempat menemani Alfred Riedl sebagai asisten pelatih saat timnas U-23 bermain di Turkmenistan pada Pra-Olimpiade 2012 ini menyampaikan, kekompakan tim jadi satu-satu cara di tengah minimnya persiapan.

“Bagaimanapun, tinggal kemampuan pemain menerjemahkan di lapangan. Dilihat dari kurangnya persiapan timnas, praktis kami sangat mengandalkan kekompakan tim, saling pengertian,dan semangat juang yang tinggi,” tandas Widodo.

sumber: bolaindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar