Minggu, 25 September 2011

Komite Eksekutif PSSI Dengungkan KLB


Menyusul keputusan PSSI yang menambah jumlah peserta verifikasi Liga Super Indonesia menjadi 24 tim, sejumlah pihak mulai menggulirkan wacana Kongres Luar Biasa (KLB).

Bahkan usulan KLB datang dari pengurus teras PSSI sendiri. Adalah anggota Komite Eksekutif PSSI yang mengancam akan menggalang kekuatan pemilik suara PSSI untuk segera memutar Kongres Luar Biasa PSSI.

"Keputusan di rapat ekco kemarin yang mengakomodir 24 klub di Liga Super sangat bertentangan dengan statuta. Kalau mereka dulu menggugat Nurdin (halid) karena melanggar statute. Ini mereka sama saja, bahkan lebih parah," kata anggota Komite Eksekutif PSSI La Nyala Mataliti.

"kalau seperti ini terus saya usulkan KLB. Bersama saya anggota komite Eksekutif yang lain Roberto Roum," katana menambahkan.

La Nyala sendiri mengaku tidak dilibatkan dalam proses penentuan jumlah tim di kompetisi musim mendatang. Menurutnya, Ketua PSSI Djohar Arif telah mengetuk palu soal kompetisi saat dirinya tengah berada di luar rapat.

"Saat itu saya lagi di kamar mandi. Saat saya kembali putusan sudah diketuk," ungkap mantan petinggi PSSI jawa Timur tersebut.

Satu alasan yang membuat La Nyala mengecam korpsnya adalah pelanggaran komitmen dari kesepakatan awal. Sebelumnya dalam rapat Komite Eksekutif di Hotel Crown Jumat (16/9), PSSI telah memutuskan hanya 18 klub yang berhak mengikuti liga.

"Ini aneh. Kenapa seminggu kemudian keputusan yang kita buat sendiri diubah," ujarnya.

Dia pun meminta kepada Djohar Arifin untuk segera menganulir keputusan untuk meloloskan enam tim di luar tim 18 tim hasil kompetisi Liga Super musim lalu. Tidak ada alasan bagi La Nyala untuk meloloskan keenam tim itu karena mereka tidak mengikuti mekanisme kompetisi.

Sebaliknya, tiga tim yakni Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM makssar, justru adalah klub yang telah dijatuhi sanksi akibat mengikuti Liga Premier Indonesia (LPI). Di pihak lain, dimasukkannya Persebaya dan PSMS Medan dengan alasan tim memiliki nama besar, adalah keputusan yang konyol.

Menurutnya tidak ada di sepak bola, sebuah tim bisa promosi karena faktor catatan masa lalu, bukan justru penampilan di lapangan saat ini.

"Ini seperti akal-akalan untuk meloloskan tim LPI. Saya sebenarnya mengutarakan ini untuk menyelamatkan pak Djohar dari KLB. Tapi kalau dia sendiri yang mau itu, ya terserah sendiri,"

La Nyala pun mengaku bahwa dia pernah mendengar selentingan bahwa posisi Djohar di pucuk pimpinan PSSI hanya direncanakan untuk sementara waktu. Kelompok pemiliki suara yang tergabung dalam K-78 berencana akan menggulingkan Djohar untuk diganti dengan calon pilihan mereka.

"Saya memang dengar waktu di Yogyakarta (sebelum kongres Solo) isunya seperti itu," ungkapnya.

Wacana ini pun mekin menyeruak tatkala Direktur Badan Liga Indonesia, Harbiansyah Hanafiah menyatakan mundur dari jabatannya, seminggu setelah ditunjuk Djohar. Keputusan ini tidak terlepas dari kontroversi penambahan enam tim ke Liga Super.

sumber: republika

1 komentar:

  1. la nyala di balik kekisruhan di kubu pssi. Ada udang di balik batu atas semua sepak terjang la nyala mataliti.

    BalasHapus